Laman

Awal Perjalanan : Saat Masih Dengan Orang Tua


BANJARMASIN


Rumah (dinas) yang pertama, kami tempati sejak tahun 1980 sampai tahun 1989. Rumah ini ada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Jenisnya rumah panggung, maklum struktur tanah di kota Banjarmasin (dan sekitarnya) adalah jenis tanah rawa...

Kesan kuat yang kuingat dari rumah ini adalah bayangan air yang ada diplafond rumah akibat sinar matahari yang terpantul dari air rawa disekilling rumah (’mbulet’ ya kalimatnya^^) 
Sampai sekarang kalau melihat bayangan semacam itu dimana pun, pasti muncul semacam perasaan dejavu ke masa kecil di rumah ini...





BANJARBARU
Tahun 1989, karena alasan dinas ayah (dan kami sekeluarga) pindah ke Banjarbaru, kota yang jaraknya sekitar 35 km kearah timur dari kota Banjarmasin.
Sayang aku belum bisa menemukan foto rumah ini, tapi yang pasti rumah ini adem sekali karena dikelilingi pohon-pohon besar yang mungkin rata-rata usianya diatas 50 tahun. Disebelah kanan rumah ada pohon Kasturi, dibelakang ada dua pohon Rambutan, disebelah kiri ada pohon Jambu Monyet, didepan ada pohon Pinus, dan pohon Blimbing (yang masih kecil). Bisa kebayangkan betapa menyenangkannya kalo musim buah...^^
Kami tinggal disana selama 4 tahun (yang sangat berkesan bagiku), kemudian pada tahun 1992 lagi-lagi karena alasan dinas, ayah harus pindah ke Balikpapan, Kalimantan Timur.



BALIKPAPAN
Untuk foto rumah (dinas) di Balikpapan ada tampak depan yang terlihat sebagian (plus sepupuku^^). Rumah ini juga tergolong unik, karena tempatnya yang diatas bukit kalau malam kita bisa melihat gemerlap lampu kota Balikpapan di bawah, cantik deh.... 
Juga karena tidak punya ’tetangga belakang’ pagar belakang dibuat dari kawat ram, jadi lagi-lagi kita bisa melihat pemandangan dibawah.
Aku suka rumah ini karena letaknya yang memang unik.
Kami tinggal hanya selama 2,5 tahun di rumah ini, selanjutnya tahun 1995 kami pindah ke Samarinda.




SAMARINDA


Kota Samarinda berjarak sekitar 135 km ke arah utara dari Balikpapan jadi masih di Kalimantan Timur (fotonya belum aku dapatkan).
Rumah yang kami tempati letaknya sangat dekat dengan PLTD, jadi bisa kebayangkan betapa bisingnya. Apalagi kalau malam, saat semua aktifitas surut, yang ada tinggal suara mesin Diesel yang semakin kencang terdengar....
Dirumah ini aku merasa tidak nyaman, entah kenapa tapi aku sering mimpi buruk (paling sering mimpi hantu). Bahkan salah satu hal yang paling traumatik bagiku terjadi di rumah ini, yaitu saat ayahanda tercinta terkena serangan stroke. 
By the way, saat-saat menyenangkan yang sempat kurasakan di Samarinda adalah saat disekolah bersama teman-teman SMA ku yang konyol-konyol^^

Cerita selanjutnya nih... Nah dikarenakan serangan stroke itulah pada tahun 1996 ayah ku diharuskan menjalani operasi di Surabaya. Disana aku sempat sebulan penuh menemani ayah dan ibuku, sampai akhirnya harus kembali ke Samarinda untuk sekolah. Di Samarinda aku sempat tinggal hanya berdua dengan sepupuku selama 6 bulan, akhirnya karena tidak tega meninggalkan aku sendiri tahun 1997 ibuku memintaku pindah ke kota Malang (tempat kakaku dan suaminya tinggal).

MALANG
Akhirnya, tahun 1997 aku pindah ke Malang. Foto dibawah bukan rumah pertama di Malang yang aku tempati (masih belum ketemu) tapi ini rumah kedua.
Di rumah pertama dan kedua ini banyak drama sedih terjadi (aku tidak mau membicarakannya), aku tidak menikmati masa-masa SMA ku seperti remaja pada umumnya. Sampai-sampai saking sedihnya suatu saat aku sampai tidak ingat untuk membalas surat-surat dari temanku yang di Samarinda. Maafkan aku kawan-kawan...T.T

Rumah kedua di Malang adalah milik pribadi, jadi bukan rumah dinas lagi... (alangkah senangnya). Kamarku dulu dirumah ini bener-bener seperti yang kuinginkan, korden warna hijau muda pastel, seprei kasur warna biru muda pastel (selalu rapi), meja belajar warna biru muda, lemari warna cream, ada dua lukisan dikanvas yang juga dominan warna pastel, bener-bener macthing deh (walaupun furniturenya sederhana & tidak mahal). Kamarku selalu rapi dan wangi, belum lagi karena udara di malang dingin kalau libur aku bisa betah berjam-jam didalam kamar ga keluar-keluar (soalnya sambil baca puluhan komik^^).
Tapi aku ’hanya’ menikmati kamar ini selama 1,5 tahun. Tahun 1998, aku memutuskan kuliah di Surabaya, otomatis harus kost!







0 komentar:

Posting Komentar