Laman

Selamat Datang Di Rumah Mungil Kami...



Blog ini sekadar tempat berbagi pengalaman tentang berbagai hal tentang rumah. Pengalaman-pengalaman sederhana  yang mungkin bisa saja bermanfaat dan bisa dijadikan masukan untuk memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan rumah. Pengalaman-pengalaman sederhana yang kadang mengandung nilai filosofi yang dalam... :)






Rumah kami sendiri baru kami tempati bulan Juni 2011 lalu. Setelah bertahun-tahun melalui berbagai macam pengalaman berpindah-pindah rumah, kami berharap di rumah ini kami bisa memulai 'hidup yang baru lagi'.







Rumah kami jauh dari kata mewah dalam segala hal. Baik dari segi lokasi, kualitas bangunan, desain rumah dan interior itu sendiri, semua relatif sederhana. Namun sama sekali tidak masalah bagi kami, yang penting rumah layak huni. Tempat berlindung dari terik matahari, dinginnya malam, guyuran hujan, tempat melepas penat, bercengkrama dengan orang-orang terkasih. Karena bagaimana pun juga bagi kami rumah adalah surga kami.

  

 ----------------------------------------------------------------------


Filosofi Di Balik Suatu Rumah

Rumah yang baru kami tempati ini, awalnya masih kosong dan gersang, belum ada perabot maupun tanaman yang bisa membuat rumah nyaman untuk ditempati. Namun sejalan dengan waktu, sedikit demi sedikit (dan tidak dalam waktu yang singkat), rumah akan terus kami benahi. Agar senantiasa bertambah (dan tetap) rapi, indah, dan nyaman.

Dan itulah yang benar-benar akan saya terapkan dalam kehidupan spiritual saya. Entah suatu kebetulan atau tidak, dirumah inilah saya merasa memulai suatu 'hidup baru lagi', berusaha kembali menata hati yang tadinya kosong, namun berantakan dan kotor.

Untuk membuat rumah menjadi hunian nyaman, yang membuat betah dan tentram penghuninya tentulah dibutuhkan usaha, tenaga dan modal yang continues. Setiap hari harus rajin dibersihkan dari debu, tanaman harus disiram, dan semacamnya. Saat rasa lelah dan malas datang mungkin sesekali kita akan absen bebenah dan bebersih rumah, tapi jangan keterusan malasnya. Kita sendiri yang rugi tinggal dirumah yang kotor dan berantakan, ga nyamankan rasanya. Saat ingin membeli perabot/tanaman baru tentu harus punya dananya, masalah dana juga ga bisa dipaksa, kalo pas ada rejeki ya bisa beli klo ga ada ya harus sabar nunggu (tapi ya harus tetap sambil kerja cari duit juga kaleee ^^).


Begitu juga dengan menata hati ini bagi saya ga jauh beda. Setiap hari harus kita bersihkan dari pikiran dan prasangkan buruk, dalam hal ini saya sebagai muslim tentu dengan ibadah wajib dan sunah, serta dzikir zahar dan dzikir koffi (yg diusahakan di setiap denyut jantung). Agar penghuni hati (dalam hal ini adalah rahmat Tuhan) betah tinggal didalamnya. Ga memungkiri ada kalanya rasa malas datang menyerang, dan sering kalanya saya menyerah tak melawan rasa malas itu, namun dengan sekuat tenaga kemudian saya bangkit, lawan rasa itu. Karena kalau diturutin, penghuni hati tentulah tidak akan betah tinggal dalam hati yang kotor.
Sedangkan hidayah sama halnya dengan rejeki untuk membeli perabot atau tanaman. Kita tidak tahu kapan diturunkan, yang kita bisa hanyalah berusaha sekuat tenaga mencari hidayah tersebut. Seperti perabot dan tanaman, hidayah adalah modal untuk kita bisa mempercantik hati. Dengan hidayah muncul pemikiran-pemikiran yang sebelumnya tak terpikirkan, pemikiran yang bisa membuat kita lebih bijak dalam bertindak dan bersikap.


Sejalan dengan waktu kami akan berusaha senantiasa memperindah dan menjadikan rumah kami tetap indah. Agar walaupun sederhana namun nyaman untuk ditempati. Begitu pula dengan hati ini... :)

0 komentar:

Posting Komentar